Aku menjadi yatim piatu sejak berumur
4 tahun,selama ini aku hanya hidup numpang di salah satu adik almarhum
ibuku,selama itu pula aku belajar hidup mandiri karena aku tau di rumah itu aku
hanya numpang,jika anak2 bibiku memakai baju baru buat lebaran,tidak
denganku..aku akan pakai baju bekas dari2 anak2 bibiku. Sejak kecil aku sudah
biasa hidup mandiri,aku akan makan jika keluarga bibiku sudah makan.
Kini aku sudah dewasa,ku temukan tambatan hati yaitu lelaki yang sama2 yatim
piatu sepertiku sebut saja rony..tp dia hidup di panti asuhan selama ini,beda
denganku yang hidup di rumah bibiku.
Umur 18 tahun,aku pun menikah dengan mas
rony,kami hidup bahagia walaupun kami ngontrak kos2an untuk tempat
tinggal kami.Kami pun membuka usaha jualan bakso untuk kami rintis. 5 tahun
pernikahan kami,akhirnya aku hamil,iya kehamilan ini memang aku cegah karena
kami ingin anak yang akan kami lahirkan tidak hidup di rumah kos2an yang sempit
seperti aku dan suamiku. Aku bersykur apa yang aku dapat dari hasil jualan
bakso,kami bisa hidup layak dan bisa di bilang lebih dari cukup.
Memasuki kehamilan yang ke 9,tiba2 perutku
sakit,karena mau melahirkan,cepat2 orang yang biasa bantu berjualan bakso
membawaku ke rumah sakit,sedangkan suamiku lagi kebetulan ke pasar untuk beli
bahan2 bakso. Aku tunggu di rumah sakit,tapi kenapa tak kunjung tiba.hingga
kelahiran bayiku pun akhrinya terjadi..bayi laki2 itu lahir,aku begitu
terharu,aku tunggu kadatangan suamiku tapi kenapa tak kunjung datang.sempat ku
tanyakan pada pegawaiku yang kebetulan waktu itu menjagaku,tapi dia terlihat
gugup menjawab pertanyaanku,ada apa ini,dengan menangis dan memaksa ku tanyakan
ke mana keberadaan suamiku saat ini.
Tiba2 dia menangis di katakan suamiku
habis kecelakaan dan sekarang juga berada di rumah sakit yang sama denganku
saat ini. aku begitu terkejut dan lunglai mendengar itu..
dengan hati berdebar aku memohon di tunjukan di mana suamiku
berada. Darah ini seketika berhenti saat pegawai ku menujukan kamar mayat,tidak
mungkin suamiku meninggal secepat ini,dia belum lihat anak kami...aku pun
bergegas memasuki kamar mayat itu dan melihat tubuh suamiku yang sudah di
mandikan dan siap di bawa pulang untuk di makamkan.
hari2 ku
lalui dengan kesedihan,,tapi aku harus siap dengan ini semua karena ada anak
yang butuh kasih sayangku. 12 tahun sudah sejak kepergian suamiku,umur anaku
juga 12 tahun,dia sekolah kelas 1 smp,karena merasa sayang padanya apapun aku
turuti permintaanya termasuk minta sepeda motor untuknya. Di suatu soreh,anaku
meminta ijin belajar ke rumah temanya yang gak jauh dari rumah,aku pun
mengijinkan,ku lihat senyum dia dan ciuman hangat itu mampir di pipiku.. Aku
merasa heran kok gak seperti biasanya dia
mencium ibunya sebelum pergi ke rumah temanyan.. 3 jam sudah anaku
belum pulang,hingga aku pun merasa was2,dan berniat menjemput anak ku ke rumah
temanya,belum kaki ini melangkah 2 orang polisi datang ke rumah dan
memperlihatkan sebuah foto mayat anak laki2 yang mirip anaku.
Aku terkejut,aku katakan dia bukan
anaku,walaupun aku sangat jelas melihat baju yang di gunakan anaku,tp aku tetap
tidak percaya karena anaku ada di rumah temanya untuk belajar, Dengan menahan
tangis ku berlari ke rumah teman anaku di ikuti dua polisi itu.. Seketika
kaki ini lemas saat aku mendengar anak ku tidak datang ke rumah temanya itu,
lagi2 aku menghibur diri,aku tak percaya foto yang di perlihatkan polisi itu
anaku..aku teriak keliling kampungku untuk mencari anaku sambil berlari dan
menangis,aku tak perduli orang melihatku.yang aku pikirkan anaku cepat ketemu.
Karena mersa kelelahan aku pun duduk bersimpuh di depan gang rumahku.
Seketika aku benar2 yakin kalau dalam foto
mayat anak laki2 itu adalah anaku.
Aku menangis tampa henti hidupku hanya dia,tnpa dia kini hidupku
tak ada artinya. ku tangisi setiap hari makam anaku. Aku begitu terpukul dan
sedih karena di tinggal anaku satu2nya. sering aku menyalahkan diriku sendiri.
Kenapa aku membelikan sepeda motor untuk anaku yang masih golongan anak2,sehingga
kecelakaan itu tidak akan pernah terjadi. tanpa aku ketahui selama ini,anaku
diam2 bawa sepeda motor ke jalan raya besar,padahal dia masih tahap belajar.
Kasih sayangku yang berlebih inilah yang
membuat anaku meninggal. Seharusnya aku sebagai orang tua yang menyayangi
anak,tidak perlu menuruti semua kemauan anak, Yang akhirnya berakibat fatal
seperti ini. Karena merasa hidupku kurang bahagia.dan berpisah dari
orang2 yang aku sayangi.sehingga kasih sayang ini semua aku curahkan untuk
anaku,menginggat hidupku semenjak kecil kurang bahagia aku berharap anaku tidak
merasakan apa yang aku rasakan. Tp kini aku betul2 kehilangan orang2 yang
sayangi..termasuk anak ku sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar